Menyapa Rindu Gondangdia untuk Secangkir Kopi, dan Sepotong Roti

Warung kopi giling milik Koh Yi Lun mampu menghadirkan aroma kopi yang baru digiling, kuat, hangat dan pekat.-Makansedap.id-Mat Bento
JAKARTA, Makansedap.id - Dalam riuhnya Jakarta Pusat, ada sudut kecil yang selalu menyimpan cerita hangat bagi seorang wartawan senior sekaligus penulis buku, Mat Bento.
Di tengah kesibukan dan gemerlap kota, ada dua tempat yang menjadi pelabuhan jiwa bagi Mat Bento setiap kali kaki melangkah ke Gondangdia, sebuah ritual yang dia jalani setidaknya sebulan sekali.
Pertama, menurut Mat Bento, warung kopi giling milik Koh Yi Lun. Aroma kopi yang baru digiling, hangat dan pekat, menyelimuti ruang kecil itu, seolah mengajak siapa saja untuk berhenti sejenak dari hiruk pikuk kehidupan.
Di sini, setiap tegukan kopi bukan sekadar rasa, melainkan nostalgia yang mengalir, kenangan yang teranyam dengan hangatnya obrolan dan kehangatan persahabatan.
BACA JUGA: Resep Spaghetti Aglio Olio Pedas Nino Fernandez, Ini Cara Membuatnya
Tak jauh dari sana, kata Mat Bento, ada Roti Lauw berdiri dengan kesederhanaannya yang memikat hati. Terletak persis di sebelah kiri Stasiun Gondangdia, di depan Pasar Boplo.
Tempat ini bukan hanya soal roti, melainkan tentang rasa yang menghidupkan memori masa lalu, tentang bagaimana makanan sederhana bisa mengikat jiwa dan mengingatkan akan akar dan perjalanan.
Bagi Mat Bento, kedua tempat ini bukan sekadar destinasi kuliner. Mereka adalah saksi bisu perjalanan hidup, teman setia yang mengisi kekosongan dan menguatkan langkah di tengah derasnya waktu.
Warung kopi giling milik Koh Yi Lun dan Roti Lauw berada di Jalan Srikaya, persis di sebelah kiri Stasiun Gondangdia dari arah Manggarai, di sebelah kiri dan sisi kanan depan Pasar Boplo.
BACA JUGA: Albert Ellis, Jejak Sang Pemberontak Pikiran yang Mengubah Dunia Psikoterapi
Dua-duanya merupakan pedagang lama di Pasar Boplo. Koh Yi Lun mengaku meneruskan dagangan orang tua, yang sudah berdagang di Boplo sejak 1932.
Sedangkan, Roti Lauw telah berdiri sekitar tahun 1940. Pemilik sekaligus yang memproduksi roti ini adalah Lauw Tjoan To. Bahkan, pada masa awal pendiriannya, pemiliknya sudah menggunakan gerobak roti untuk menjajakannya.
Kopi giling Yi Lun dan Roti Lauw ibarat dua sejoli yang tak terpisahkan, untuk dinikmati saat ngopi di pagi atau sore hari.
“Saya biasa memesan kopi campuran arabika dan robusta dengan komposisi 50-50 persen. Harganya terjangkau, hanya Rp 54.000 per 200 gram. Cukup untuk sebulan, apabila dinikmati sendiri,” tutur Mat Bento melalui akun Facebook pribadinya yang dibaca Makansedap.id, Minggu, 3 Agustus 2025.