Cara Rumah Kemilau Bantu Janda lewat Keripik Pisang dan Stik Ubi Ungu

Keripik Pisang-Makansedap.id-YouTube
PONTIANAK, Makansedap.id - Rumah Kemilau setiap hari berjibaku dengan pisang dan ubi ungu untuk dijadikan keripik. Usaha rumahan Rumah Kemilau mempekerjakan janda-janda yang berada di Desa Sabung, Kecamatan Subah, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Bersama para janda itu, Sulina, pemilik Rumah Kemilau, setiap hari mengupas pisang dan ubi ungu, memotongnya dengan tingkat ketipisan tertentu, menggorengnya, serta mengemas menjadi keripik. Camilan produksi mereka laku di pasar setempat sehingga hasilnya bisa meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.
Tahun 2013 menjadi awal bagi Sulina, 57 tahun, membuka usaha rumahan yang memproduksi keripik pisang dan stik ubi ungu. Kebutuhan keluarga yang meningkat lantaran anak mulai sekolah yang membuat Sulina berusaha mencari tambahan pendapatan untuk mengurangi beban suaminya.
Pisang menjadi inspirasi Sulina untuk memulai usaha. Kebetulan dia tinggal di desa yang kebanyakan penduduknya ialah petani dan banyak menanam pisang.
BACA JUGA:Ini Bahan Baku Oncom dan Cara Membuatnya
Harga pisang di desanya saat itu yang Rp 1.500 per kilogram membuatnya semakin kuat bertekad untuk berusaha karena modal awal yang akan dikeluarkannya tidak begitu besar.
Sulina mulai mengembangkan idenya dengan mempekerjakan beberapa perempuan berstatus janda yang ada di desanya untuk memproduksi camilan dengan bahan baku yang mudah di dapat karena dihasilkan petani di sana.
Seperti dilansir Antaranews.com yang dibaca Makansedap.id, Sabtu, 12 April 2025, aneka produk keripik untuk pisang dengan merek Sersan dan stik ubi ungu dengan Rumah Kemilau seiring waktu terus berkembang. Permintaan pun terus meningkat hingga per bulan bisa menjual 100 kilogram.
Bahkan, saat ini, produknya sudah masuk di sejumlah pasar swalayan dan dalam tahap masuk di sejumlah ritel lainnya.
BACA JUGA:Daftar 10 Makanan Khas Surabaya yang Wajib Dicoba
Alhasil, dengan semakin berkembangnya usaha yang dilakukan di Rumah Kemilau, Sulina siap menampung hasil panen pisang dari petani yang ada di desanya. Sebaliknya, petani di sana tidak khawatir lagi pisangnya tidak laku di pasar. Sebab, Sulina siap membeli dengan harga yang lebih baik dari harga pasar.
Rumah Kemilau tidak lagi sekadar menghasilkan cuan bagi pengelola dan karyawannya, tapi juga bisa memberdayakan petani dan masyarakat sekitar.
Tantangan mengembangkan usaha dalam hal modal tidak luput menjadi kendala bagi Sulina. Ketika usahanya sudah berjalan lancar, dia mulai berpikir untuk pengembangannya. Untuk berkembang dan memajukan usaha tentu saja perlu tambahan modal yang besar.
Tambahan modal juga semakin terasa diperlukan justru ketika permintaan keripik pisang dan ubi ungu yang dihasilkan Rumah Kemilau semakin banyak. Semakin banyak keripik yang akan diproduksi, semakin terasa betapa perlu modal tambahan.