Mengenal Lebih Jauh Makna Ketupat dalam Tradisi Jawa

Ketupat sering diartikan sebagai akronim dari ngaku lepat yang berarti mengakui kesalahan.-Makansedap.id-Astro
JAKARTA, Makansedap.id - Ketupat sering diartikan sebagai akronim dari ngaku lepat yang berarti mengakui kesalahan, dan laku papat atau empat tindakan dalam tradisi Jawa.
Empat tindakan ini, pertama merujuk pada Lebaran. Hal ini menandakan usainya waktu menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadan.
Kedua, merujuk pada Luberan. Hal ini berarti mengajak untuk saling berbagi limpahan rezeki dengan berzakat dan bersedekah kepada kaum miskin dan mereka yang berhak menerimanya.
Ketiga, merujuk pada Leburan. Hal ini berarti mengakui kesalahan, memohon maaf, dan memberikan maaf, sehingga dosa-dosa dan kesalahan pun menjadi lebur.
BACA JUGA:Sejarah Ketupat, Hidangan Khas Hari Raya Idul Fitri
Keempat, merujuk pada Laburan. Hal ini berarti mengajak manusia untuk selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.
Seperti dilansir Antaranews.com yang dibaca Makansedap.id, Minggu, 30 Maret 2025, tradisi ketupat juga memiliki dimensi sosial yang kuat. Setelah perayaan Idul Fitri, masyarakat saling bertukar ketupat sebagai bentuk silaturahmi dan saling memaafkan, memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan.
Di beberapa daerah, tradisi kupatan dilaksanakan tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri yang menekankan pentingnya menjaga hubungan baik antarsesama.
Dengan demikian, ketupat bukan hanya sekadar hidangan lezat yang menghiasi meja saat Hari Raya Idul Fitri, tetapi juga simbol yang mengingatkan kita akan pentingnya introspeksi, saling memaafkan, dan menjaga kesucian hati dalam menjalani kehidupan.