Jangan Berlebihan Makan Jeroan, Berdampak Buruk bagi Kesehatan

Jangan Berlebihan Makan Jeroan, Berdampak Buruk bagi Kesehatan

Masyarakat disarankan untuk tidak menjadikan jeroan sebagai menu harian.-Makansedap.id-YouTube

JAKARTA, Makansedap.id - Makanan berbahan dasar jeroan, seperti soto babat, gulai otak, sate hati ampela, atau paru goreng, sudah lama menjadi bagian dari kekayaan kuliner Nusantara. 

Cita rasa unik dan teksturnya yang khas membuat sajian ini digemari banyak kalangan. Namun di balik kelezatannya, konsumsi jeroan secara berlebihan dapat memicu berbagai gangguan kesehatan.

Jeroan merupakan istilah untuk organ dalam hewan yang dimasak dan dikonsumsi, antara lain lidah, babat, usus, hati, paru-paru, limpa, ginjal, jantung, dan otak. 

Meski mengandung nutrisi seperti protein, zat besi, dan vitamin A, jeroan juga mengandung kolesterol, lemak jenuh, purin, dan zat berbahaya lainnya jika dikonsumsi dalam jumlah besar.

BACA JUGA:Bakcang, Sejarah dan Akulturasi Budaya Tionghoa di Indonesia

Berikut ini adalah 11 dampak buruk bagi kesehatan tubuh apabila terlalu banyak mengonsumsi jeroan .

Pertama, mengandung racun. Organ hati dan ginjal hewan berfungsi menyaring racun dari darah. Konsumsi hati berarti memasukkan sejumlah zat beracun seperti merkuri, arsenik, timah, dan kadmium ke dalam tubuh. 

Meski dalam kadar kecil, akumulasi racun ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi terlalu sering.

Kedua, risiko infeksi parasit. Jeroan, terutama usus dan hati, berisiko mengandung parasit dari makanan yang dikonsumsi hewan selama hidupnya. Jika tidak diolah dengan benar, konsumsi jeroan dapat meningkatkan risiko infeksi parasit yang berdampak pada sistem pencernaan dan kekebalan tubuh.

BACA JUGA:Perhatikan Lima Ciri Daging Tidak Layak Dikonsumsi

Ketiga, kolesterol tinggi. Jeroan dikenal sebagai makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh. Jika dikonsumsi melebihi batas anjuran, sekitar 67 gram lemak per hari untuk kebutuhan energi 2.000 kkal, dapat menyebabkan peningkatan kolesterol darah yang berujung pada gangguan kesehatan serius.

Keempat, penyakit jantung. Kolesterol dan lemak jenuh dalam jeroan berperan dalam pembentukan plak di pembuluh darah yang dapat menyumbat aliran darah ke jantung dan memicu penyakit jantung koroner.

Kelima, risiko stroke. Sama seperti penyakit jantung, stroke dapat terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah di otak. Kandungan lemak dan kolesterol dalam jeroan menjadi faktor risiko utama terjadinya penyumbatan ini.

Keenam, kelebihan vitamin A. Beberapa jenis jeroan, terutama hati, mengandung vitamin A dalam jumlah tinggi. Konsumsi berlebih dapat menyebabkan hipervitaminosis A yang ditandai dengan gejala seperti sakit kepala, mual, dan kerusakan hati. Batas aman konsumsi vitamin A harian adalah 10.000 IU.