Tujuh, asam urat. Kadar purin yang tinggi dalam jeroan akan dimetabolisme menjadi asam urat. Jika jumlahnya berlebih, ginjal tidak mampu mengeluarkannya sepenuhnya dan menyebabkan penumpukan di sendi, memicu nyeri dan peradangan akibat asam urat.
Delapan, memperparah encok dan rematik. Konsumsi jeroan dapat memperburuk kondisi penderita sakit pinggang, encok, atau rematik. Kandungan purin tinggi di dalamnya berkontribusi terhadap peradangan sendi dan nyeri kronis.
Sembilan, gangguan pencernaan. Organ seperti usus memiliki tekstur keras dan mengandung banyak bakteri. Jika tidak diolah dengan higienis, konsumsi usus dapat menimbulkan gangguan pencernaan seperti nyeri perut, diare, atau infeksi saluran cerna.
Sepuluh, sakit kepala. Beberapa individu melaporkan mengalami sakit kepala, terutama di bagian belakang, setelah mengonsumsi jeroan. Hal ini bisa disebabkan oleh zat kimia tertentu dalam jeroan atau reaksi tubuh terhadap kandungan lemak jenuhnya.
BACA JUGA:Anak Jaksel Wajib Coba 8 Rekomendasi Restoran Ramah Keluarga, Ini Daftarnya
Sebelas, jerawat. Tingginya kadar lemak jenuh dalam jeroan dapat meningkatkan produksi hormon insulin dan sebum. Produksi sebum berlebih memicu penyumbatan pori-pori di kulit wajah, yang akhirnya menimbulkan jerawat.
Meski jeroan memiliki nilai gizi, konsumsinya perlu dibatasi. Masyarakat disarankan untuk tidak menjadikan jeroan sebagai menu harian.
Pengolahan yang bersih dan pemilihan bahan segar juga menjadi kunci agar konsumsi jeroan tidak berdampak negatif terhadap kesehatan.